Di era yang sudah modern ini Konseling sudah tidak diwajibkan untuk face to face. kini teknologi sudah dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan dalam bimbingan dan konseling. Untuk itu koselor wajib untuk mengetahui perkembangan teknologi dan tidak kudet.
Berikut adalah Pendapat Konselor-konselor di Indonesia Mengenai TI BK :
Menurut Ibu Varida Uliya Ulfa,
TI BK sangat membantu dalam mengerjakan segala administrasi di Bimbingan dan Konseling, sehingga dalam menangani konseli tidak terbengkalai. Namun jika digunakan dalam proses konseling, menurut saya belum tepat.
Menurut Ibu Elya Fariyati,
TI BK di SMP bermanfaat untuk media berkomunikasi dengan konseli selain dengan tatap muka. Teknologi informasi juga beruna untuk menambah wawasan atau ilmu pengetahuan mengenai isu-isu terbaru yang berkenaan dengan perkembangan siswa di luar maupun di dalam sekolah sehingga dapat membantu dalam proses pemecahan masalah yang dialami konseli.
Menurut Ibu PurbaNiasita,
manfaat tekonologi informasi sangat diperlukan atau penting. terutama untuk menganalisis data, seperti sosiometri dan lain-lain. teknologi informasi biasanya juga digunakan saat konselor memberikan bimbingan klasikal yaitu dengan menggunakan power point.
Rabu, 29 April 2015
Selasa, 28 April 2015
Instrumen PKG BK
berikut adalah contoh pengerjaan administrasi di bidang bimbingan dan konseling
Download :
instrumen-pkg-bk-feb-2014
sumber :
Download :
instrumen-pkg-bk-feb-2014
sumber :
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:lsHNQzJ4kG8J:https://suaidinmath.files.wordpress.com/2014/12/instrumen-dan-rubrik-pk-guru-bk.xls+&cd=1&hl=en&ct=clnk&gl=id
Ebook David Kolb
berikut adalah kumpulan ebook dari David Kolb
Download Ebook :
experiential-learning-theory
Kolbslringscyklus
teori_david_kolb_terjemahan
buku-kolb
Download Ebook :
experiential-learning-theory
Kolbslringscyklus
teori_david_kolb_terjemahan
buku-kolb
Senin, 27 April 2015
data kunjungan siswa ke ruang bk (excel)
berikut adalah contoh dari pengolahan data kunjungan siswa ke ruang bk dalam bentuk excel dengan menggunkan rumus vlookup dan hlookup.
download :
data_kunjungan_siswa
download :
data_kunjungan_siswa
Mekanisme Perilaku Menurut Kognitif
MEKANISME
PERILAKU
MENURUT KOGNITIF
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Dasar-dasar Pemahaman Perilaku
Oleh
Dewi Maharani Widyafani Putri
(140111603152)
Moch Aulia Fajar Rifqi
(140111605048)
Tri Anisa Mufidatul Khoir
(140111603949)
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
JURUSAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
September 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada
dasarnya perilaku individu satu dengan yang lainnya berbeda.Tergantung dengan
pemikiran danhal-hal yang bias
memotivasi individu tersebut apakah akan berperilaku negative atau positif. Perilaku individu dapat mempengaruhi individu itu
sendiri, dan perilaku juga berpengaruh pada lingkungan. Demikian pula
lingkungan dapat mempengaruhi individu. Maka dari itu dalam perspektif
psikologi, perilaku manusia (human behavior) dipandang sebagai reaksi yang
dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks (Bandura, 1977; Azwar, 2003).
Perilaku manusia juga dipengaruhi oleh dua jenis pikiran
manusia, yaitu pikiran sadar (Conscious Mind) dan pikiran bawah sadar (Sub
Conscious Mind). Sekitar 88% dipengaruhi oleh pikiran awah sadarnya dan sekitar
12%-nya dipengaruhi oleh pikiran sadar.
Oleh karena itu sangat dibutuhkannya kontrol dari
lingkungan supaya individu tersebut tidak berperilaku negatif. Dalam hal ini
lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah yang berperan penting dalam mengatur
tigkah laku invidu. Namun dari diri individu pun ikut berperan aktif untuk
menentukan perilaku yang pantas diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
yang di maksud dengan perilaku ?
2. Apa
yang di maskud dengan perkembangan kognitif menurut Piaget ?
3. Apa yang dimaksud dengan tahap-tahap perkembangan
kognitif menurut Piaget ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui yang di maksud dengan perilaku.
2. Untuk
mengetahui yang di maksud dengan dengan perkembangan kognitif menurut Piaget.
3. Untuk
mengetahui mekanisme teori tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Piaget
.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perilaku
Perilaku adalah sinonim dari aktivitas, aksi,
kinerja, respons, atau reaksi. Dengan kata lain, perilaku adalah segala sesuatu
yang dilakukan dan dikatakan oleh manusia.
Terdapat dua kelompok besar
perilaku , yaitu perilaku yang tampak atau dapat diobservasi (overt, observable)
dan yang tidak tampak, tersembunyi, atau tidak dapat diobservasi (covert,
not directly observable). Perilaku yang nampak, adalah perilaku yang dapat
diamati oleh orang lain.
Contoh : berbicara, berjalan, lari,
menangis, melempar bola, berteriak, dsb. Sedangkan perilaku yang tidak dapat
diamati secara langsung oleh orang lain.
Contoh : berfikir dan merasakan.
Secara umum yang dapat dikatakan
perilaku adalah apa yang dilakukan dan dikatakan seseorang. Perilaku dapat
memiliki satu atau lebih dimensi yang dapat diukur yaitu frekuensi, durasi, dan
atau intensitasnya. Suatu perilaku dapat diamati, digambarkan, dicatat/direkam,
diukur oleh orang lain atau pelaku itu sendiri. Setiap perilaku mempunyai
dampak atau pengaruh pada lingkungan.
2.2 Perkembangan Kognitif Menurut
Piaget
Jean Piaget merupakan salah
seorang tokoh psikologi kelahiran Swiss yang berjasa menemukan model yang
mendeskripsikan bagaimana manusia bertindak untuk memaknai dunianya dengan
mengumpulkan dan mengorganisasi informasi. Ide-ide Piaget tentang perkembangan
pikiran banyak mempengaruhi teori-teori perkembangan kontemporer.
Ide-Ide
Dasar Teori Piaget
Piaget melakukan serangkaian
wawancara dan pengamatan yang saksama terhadap anaknya. Piaget menemukan
beberapa konsep dan prinsip tentang sifat-sifat perkembangan kognitif anak, diantaranya
:
1.
Anak
adalah pembelajar yang aktif, maksudnya adalah anak
secara alami memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang dunia mereka dan
secara aktif berusaha mencari untuk informasi untuk membantu mereka memahami
dan menyadari tentang realitas dunia. Dalam memahami dunia mereka secara aktif,
anak-anak menggunakan apa yang disebut oleh piaget dengan “schema” (skema),
yaitu konsep atau kerangka yang terdapat dalam pikiran anak yang mereka gunakan
untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi.
Contoh
: Anak
kecil terkadang menganggap orang asing yang memberi mereka permen adalah orang
baik. Namun ketika orangtuanya menanamkan pemikiran “Jangan mau kalau di ajak
sama orang asing” sehingga mereka mulai menyadari bahwa tidak semua orang asing
yang memberinya permen itu adalah orang baik.
2.
Anak
mengorganisasi apa yang mereka pelajari dari pengalaman, maksudnya
adalah anak-anak tidak hanya mengumpulkan apa-apa yang mereka pelajari dari berbagai
fakta-fakta yang terpisah menjadi suatu kesatuan. Anak secara gradual atau
sedikit demi sedikit membangun suatu pandangan menyeluruh tentang bagaimana
dunia bergerak.
Contoh
: Dengan
mengamati bahwa makanan, minuman atau objek-objek yang lain selalu jatuh
apabila mereka melepaskannya dari genggamannya, dengan demikian anak mulai
membangun pemahaman awal tentang gravitasi.
3.
Anak
menyesuaikan diri dengan lingkungan, dalam menggunakan dan
mengadaptasi skema mereka, terdapat dua proses bertanggung jawab yaitu
asimilasi dan akomodasi. Asimilasi akan terjadi ketika seorang anak memasukkan
pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada, yakni anak mengasimilasikan lingkungan ke
dalam suatu skema. Sedangkan akomodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri
pada informasi baru, yakni anak menyesuiakan skema mereka dengan lingkungannya.
Contoh
:
·
Asimilasi
: Ketika
seorang anak kecil berusia 6 tahun di tunjukkan bentuk segitiga sama kaki, dan
kemudian di tunjukkan bentuk segitiga lain yaitu segitiga siku-siku. Maka akan
terjadi asimilasi jika seorang anak itu menjawab atau mengggap bahwa segitiga
yang di perlihatkan (segitiga siku-siku) itu adalah segitiga sama kaki.
·
Akomodasi
: Ketika
seorang anak kecil berusia 6 tahun di tunjukkan bentuk segitiga sama kaki, dan
kemudian di tunjukkan bentuk segitiga lain yaitu segitiga siku-siku dengan
memberi informasi kepada anak tersebut bahwa segitiga tersebut adalah segitiga
siku-siku. Jika ketika di tunjukkan segitiga siku-siku kembali, dan seorang
anak itu dapat menjawab bahwa itu adalah segitiga siku-siku maka itu merupakan
bentuk akomodasi anak tersebut.
4.
Proses
ekulibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke arah bentuk-bentuk pemikiran yang
lebih komplek. Menurut Piaget, melalui proses
penyesuaian-penyesuian dan akomodasi sistem kognisi seseorang akan berkembang,
sehingga terkadang mencapai keadaan equilibrium, yakni keadaan seimbang antara
struktur kognisinya dan pengalaman di lingkungan. Sebagai anak yang sedang
bertumbuh, terkadang mereka berhadapan dengan situasi yang tidak dapat dijelaskan
secara rinci tentang dunia dalam terminologi yang dipahaminya.
Kondisi tersebut
akan menimbulkan konflik kognitif atau dis-equlibrium, yaitu semacam
ketidaknyamanan mental yang mendorong untuk mencoba membuat pemahaman tentang
apa yang mereka saksikan. Dengan melakukan penggantian, mengorganisasika
kembali atau mengintegrasikan secara baik skema-skema mereka (melalui
akomodasi), anak-anak akhirnya mampu memecahkan konflik, mampu memahami
kejadian-kejadianyang sebelumnya membingungkan, serta kembali mendapatkan
keseimbangan pemikiran.
Contoh
: Ketika
anak terbiasa selalu berada dekat dengan lingkungan keluarga, ketika mereka
tumbuh menjadi remaja dan merasakan jatuh cinta dengan lawan jenisnya serta
merasakan gejala-gejala dari jatuh cinta itu sendiri, mereka akan kebingungan
karena selama ini mereka menganggap bahwa cinta itu berasal dari keluarga.
Namun sedikit demi sedikit mereka mulai berfikir tentang apa itu jatuh cinta
dan akhirnya tentang gelaja yang selama ini mereka alami.
2.3 Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Menurut
Piaget
Pada
teori kognitif perilaku-perilaku di tekankan pada aspek intelektual, seperti pengetahuan,
pengertian, dan keterampilan berpikir.
Maka pada umumnya yang bersangkutan akan memilih alternatif perilaku yang
akan mendapat manfaat yang sebesar-besarnya bagi yang bersangkutan. Dengan
kemampuan memilih ini berarti faktor berpikir berperan dalam mementukan
pilihannya. Dengan kemampuan berpikir seseorang akan dapat melihat apa yang
telah terjadi sebagai bahan pertimbangannya di samping melihat apa yang
dihadapi pada waktu sekarang dan juga dapat melihat ke depan apa yang akan
terjadi dalam seseorang bertindak.
Menurut Piaget teori belajar kognitif
manusia selalu berkembang:
Pada usia 0 – 2 tahun perilaku
kognitif, bayi membawa pemahaman tentang dunia melalui pengoordinasian
pengalaman-pengalaman sensorik dengan tindakan fisik yang biasa disebut dengan
tahap sensorimotor.
Pada usia 2 – 7 tahun, anak mulai
mereprentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Kata-kata dan
gambar-gambar ini menunjukkan adanya peningkatan pemikiran simbolis dan
melampaui hubungan informasi, indrawi dan tindakan fisik. Pada tahap ini sering
di sebut dengan tahap Pra-Operasional. Contoh
: anak-anak menggambarkan warna dengan apa yang pernah dia rasakan. ( melalui
lidahnya). Warna merah diartikan sebagai warna stowberry.
Pada usia 7 – 11 tahun, pada saat
usia ini anak akan berfikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang
konkret dan mangeklarifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang
berbeda. Yang biasa disebut konkretoperasioanal.
Contoh
: Ketika kita masih kecil, kita menganggap jika televisi bukan berasal dari
tenaga listrik, tetapi berfikir jika ada orang di dalam televisi. Namun semakin
bertambahnya usia, kita dapat berfikir dengan logis bahwa televisi di hidupkan
dengan listrik dan menangkap gelombang-gelombang yang dapat memunculkan gambar
serta suara.
Pada usia 11 tahun sampai dewasa
dalam tahap ini remaja akan berfikir lebih abstrak, logis dan lebih idialistik.
Yang biasa disebut dengan Operasional
formal.
Contoh
: Pada masa sekolah, kita sering di berikan
tugas kelompok. Disanalah pemikiran kita akan berkembang, saat menjawab
pertanyaan yang di berikan jawaban kita sudah mengkaitkan dengan teori-teori
yang sudah ada.
BAB
III
PENUTUP
2.4
Kesimpulan
Dari penjelasan
yang telah dipaparkan dalam makalah ini, maka kami dapat menyimpulkan bahwa
pada teori kognitif perilaku-perilaku di tekankan pada aspek intelektual,
seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
Sedangkan
mekanisme perilaku kognitif menurut Piaget adalah bahwa perilaku kognitif
manusia selalu berkembang. Piaget mengelompokkan perkembangan manusia dalam
tingkatan-tingkatan usia, yaitu usia 0-2, 2-7, 7-11, 11-dewasa.
2.5 Saran
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan pembaca
dapat lebih mehami pengertian perilaku, teori kognitif dan perilaku-perilaku
yang terdapat dalam teori kognitif.
DAFTAR RUJUKAN
Desmita.2009.Psikologi
Perkembangan Peserta Didik.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Internet:
download versi power point :
perilaku_kognitif
Langganan:
Postingan (Atom)